Selasa, 29 Maret 2016

Profil Kota Ambon

Profil Kota Ambon

Oleh : Lidia Rubianto (3614100702)


            “Kota Ambon, Ibu negri tanah Maluku”  penggalan lirik di samping merupakan bagian dari penggalan lagu Gunung Salahutu yang mengambarkan tentang Ambon sebagai ibu kota Propinsi Maluku. Ya, kali ini kita akan mengenal lebih dekat salah satu kota yang dikenal dengan sebutan “Ambon Manise”.
Kota Ambon dibangun atas visi pembangunan sebagaimana yang telah disepakati dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang 2026 yaitu “ Terwujudnya Tata Kehidupan Manusia Ambon yang Manis, Demokratis, dan Mandiri secara Berkelanjutan”. Berbagai informasi terkait profil kota Ambon ini akan dirangkum dibawah ini, check this out!

Deskripsi Wilayah
Iklim di kota Ambon adalah iklim laut tropis dan iklim musim, karena letak pulau Ambon di kelilingi oleh laut. Kota Ambon terletak pada posisi 3o-4o LS (Lintang selatan) 128o-129o BT (Bujur Timur) ini terdiri 5 kecamatan, dengan deskripsi 
1.    Kecamatan Nusaniwe dengan luas kawasan 88,35 Km.
2.      Kecamatan Sirimau dengan luas kawasan  86.81 Km2
3.      Kecamatan Leitimur dengan luas kawasan Selatan 50.5 Km2
4.      Kecamatan Baguala dengan luas kawasan 40.11 Km2
5.      Kecamatan Teluk Ambon dengan luas kawasan 93,68 Km2
Peta Kota Ambon



Kota Ambon berbatasan dengan Laut Banda disebelah selatan dan dengan kabupaten Maluku Tengah di sebelah timur (pulau-pulau Lease yang terdiri atas pulau-pulau Haruku, pulau Saparua, pulau Molana, pulau Pombo dan pulau Nusalaut), di sebelah barat (petuanan negeri Hila, Leihitu, Maluku Tengah dan Kaitetu, Leihitu, Maluku Tengah yang masuk dalam kecamatan Leihitu, Maluku Tengah) dan di sebelah utara (kecamatan Sala Hutu, Maluku Tengah). Untuk detailnya dapat dilihat pada peta berikut :
Gambaran Konstelasi Wilayah  
Pola perkembangan kota Ambon yang linier mengikuti pesisir dan dengan kondisi keterbatasan lahan bertopografi datar-landai, maka secara spesifik Kota Ambon cenderung membentuk struktur ruang dengan pusat-pusat pelayanan utama kota yang tersebar linier berbaur dengan beberapa pemusatan fungsi kegiatan tersebut. Beberapa pemusatan fasilitas dan pemukiman terletak jauh dari pesisir ke arah selatan kota.
Untuk mencapai prinsip pembagian wilayah pelayanan yang merata dan optimasi pengembangan sentra kegiatan saat ini, maka terdapat rencana Satuan Wilayah Pengembangan di kota Ambon, sebagai berikut :
1.      SWP 1 Pusat Kota meliputi kawasan pusat kota dan sekitarnya yaitu dari TamanMakmur di sebelah Barat sebagian kawasan teluk Ambon Utara dan di bagian selatan batas kelurahan Kudamati. SWP 1 adalah SWP tersendiri dengan satu kesatuan fungsional sebagi pemusatan fungsi pelayanan kota primer.
2.      SWP II Passo, meliputi kawasan Passo dan sekitarnya dengan wilayah pelayanan cukup meluas hingga mencakup teluk Ambon. SWP ini memiliki potensi pertumbuhan yang tinggi dan menjadi lokasi transit dari wilayah sekitar melalui pelabuhan laut penyeberangan di Hitu, Liang dan Tulehu.
3.      SWP III Wayame mencakup kawasan Rumah Tiga-Poka-Wayame dan sekitarnya. SWP ini merupakan satu kesatuan dengan fungsi-fungsi pendidikan tinggi, penelitian, permukiman, wisata, perikanan dan kawasan budidaya pertanian.
4.      SWP IV Leitimur Selatan mencakup kawasan Leitimur Selatan. SWP ini adalah satu kesatuan wilayah pengembangan dengan kesamaan karakteristik sebagai kawasan bukit bergunung dengan potensi perkebunan campuran.
5.      SWP V Amahusu-Latuhalat meliputi kawasan di ujung Barat Jazirah Leitimur yang termasuk sebagian kecamatan Nusaniwe. SWP ini merupakan kesatuan kawasan yang berfungsi sebagai daerah tujuan pariwisata bahari dan perikanan.
6.      SWP Kawasan Khusus Bandara membentang dari Negeri Laha, Negeri Tawiri, Kompleks Bandar Udara Pattimura ke Utara sampai dengan perbatasan kabupaten Maluku Tengah. SWP ini merupakan bagian dari implementasi Kawasan Keselamatan Operasional Penerbangan.


Dominasi fungsi kegiatan yang direncanakan untuk pusat-pusat pelayanan meliputi:
a. Pusat Kota Ambon, bersama SWP I, direncanakan akan terus dikembangkan sebagai pusat penyelenggeraan pemerintahan provinsi maupun kota, perdagangan, jasa keuangan, perhubungan darat dan laut, industri perikanan, dan aneka industri, pariwisata, kesehatan, dan pendidikan, terutama untuk mendukung fungsi Kota Ambon sebagai PKN dan pelabuhan internasional.
b. Negeri Passo, bersama SWP II, direncanakan akan terus dikembangkan sebagai pusat pemerintahan kecamatan, perdagangan, perhubungan darat dan laut, aneka industri, kesehatan, pendidikan kejuruan, pariwisata, dan pemukiman, terutama dalam mengurangi
tekanan penduduk terhadap Pusat Kota Ambon.
c. Desa Wayame, bersama SWP III, direncanakan akan terus dikembangkan sebagai pusat pendidikan tinggi, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, permukiman, pemerintahan kecamatan, aneka industri, pertanian tanaman pangan dan hortikultura, serta perikanan.
d. Negeri Leahari-Rutong, bersama SWP IV, direncanakan akan terus dikembangkan sebagai
pusat pemerintahan kecamatan, pertanian hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan, pendidikan kejuruan, permukiman, dan pariwisata.
e. Negeri Amahusu dan Latuhalat, bersama SWP V, direncanakan akan terus dikembangkan sebagai pusat pemerintahan kecamatan, industri rumah tangga, perikanan, perkebunan, peternakan, pariwisata, dan pemukiman.
f. Kawasan khusus pengamanan bandara, bersama Negeri Tawiri-Laha, direncanakan akan terus dikembangkan, sebagai kawasan pengamanan keselamatan penerbangan dan pelayanan bandara distribusi tersier, disamping sebagai pusat pertanian tanaman pangan, perikanan, industri jasa maritim, dan pertambangan bahan galian tipe “C”.
 Peran dan fungsi kota Ambon.
   Berdasarkan berbagai kebijakan dan arahan pembangunan Kota Ambon, maka dapat dirumuskan peran dan fungsi kota Ambon sebagai berikut :
  • Sebagai Pusat Kegiatan Nasional/PKN yang diharapkan dapat memberikan pelayanan kegiatan sosial ekonomi dan keuangan skala internasional dan nasional/provinsi; sebagai simpul utama jaringan transportasi nasional dan lintas daerah; sebagai pintu gerbang ke kawasan Internasional.
  • Sebagai Kota Orde-I dalam lingkup wilayah Provinsi Maluku dan Pusat wilayah Pengembangan Maluku Tengah. Sehingga Kota Ambon diharapkan dapat mberikan pelayanan perkotaan langsung dan tidak langsung pada wilayah-wilayah tersebut.
  •  Kota Ambon berfungsi internal sebagai kawasan permukiman, pengembangan kegiatan, kawasan perdagangan dan jasa transportasi, pendidikan, kesehatan dan sosial lainnya. Serta berfungsi eksternal sebagai pusat pemerintahan Wilayah Provinsi Maluku yang mengkoordinasikan kegiatan pemerintahan wilayah provinsi, sebagai pusat Wilayah Pelayanan juga berfungsi sebagai pusat penjalar pertumbuhan dan perkembangan untuk wilayah hinterland, wilayah pengembangan (WP) dan provinsi.
  •  Terkait isu pembangunan regional yang berpengaruh dalam pengembangan sektor kelautan, perikanan dan wisata bahari di wilayah Maluku dan sekitarnya. Kota Ambon berfungsi sebagai salah satu pusat pengembangan kegiatan tersebut. Untuk sub sektor pariwisata, maka kota Ambon berfungsi sebagai satu pusat akomodasi dan pelayanan wisata, Dalam hal ini kota Ambon juga berperan sebagai salah satu sentra pengembangan wisata.  Untuk sub sektor perikanan maka kota Ambon berperan sebagai pusat pemasaran dan ekspor hasil laut ke provinsi lain dan ke Negara-Negara importir.
  • Sebagai pusat kegiatan jasa perhubungan keuangan dan jasa lain terkait dengan peran pelabuhan Internasional Yos Sudarso.
     Rona Kondisi Eksisting
       Demografi
   Penduduk kota Ambon terdiri dari berbagai suku dan ras. Jumlah penduduk Kota Ambon pada pertengahan tahun 2014 berjumlah 395 423 jiwa. Jika dibandingkan dengan jumlah penduduk pada tahun 2013 meningkat sebesar 4,16 persen. Di antaranya adalah Arab, Buton (yang telah menetap hingga 5 generasi), Tionghoa yang pada mulanya datang untuk berdagang. Disamping itu terdapat pula Suku Minahasa, Jawa, Minang yang telah lama datang ke Ambon. Sedangkan, sebagian besar penduduk adalah orang Ambon yang merupakan keturunan langsung suku-suku Alifuru, penduduk asli Maluku yang merupakan rumpun ras Papua-Melanesoid (Melanesia) yang berkulit gelap.
Berdasarkan catatan sejarah Kota Ambon pernah menjadi tempat tujuan berbagai negara-negara Eropa terutama Belanda dan Portugal, bahkan hingga saat ini sebagian besar penduduknya masih memiliki relasi bahkan hubungan keluarga dengan bangsa-bangsa pendatang tersebut. Hingga saat ini banyak warga negara asing yang berkunjung ke kota Ambon dengan tujuan untuk menikmati wisata alam yang ada di Kota Ambon.
Ekonomi
        Perdagangan merupakan salah satu sektor yang berperan penting bagi perekonomian Kota Ambon. Terbukti bahwa pada tahun 2014 sektor perdagangan besar dan eceran serta reparasi mobil dan motor menyumbang sebanyak 19,54 persen terhadap PDRB Kota Ambon atas dasar harga berlaku.Selain itu sektor pariwisata juga turut berkontribusi dalam mendorong pendapatan daerah dan dinilai sebagai salah satu potensi unggulan di kota Ambon yang didukung dengan infrastruktur pendukung seperti hotel dan restoran yang dapat memberikan kontribusi yang besar terhadap struktur ekonomi kota Ambon, dimana sumbangan sektor perdagangan hotel dan restoran memberikan kontribusi sebesar 24,13 persen dan sektor jasa memberikan kontribusi sebesar 27,24 persen bagi pendapatan domestik regional bruto kota Ambon tahun 2011.
            Sosial Budaya
                         Pemerintahan
Walikota Ambon               : Richard Louhenapessy, SH.
Wakil Walikota Ambon    : Muhamad Armyn Syarif Latuconsina, ST., MT.
              Kebudayaan
          Ambon adalah kota yang memiliki latar belakang sejarah dan budaya yang cukup tinggi. Beberapa diantaranya yang cukup terkenal adalah Sasi dan Kewang. Sasi adalah salah satu piranti di zaman lalu untuk memelihara dan melestarikan hutan, laut dengan segala hasilnya di petuanan salah satu negri (Desa). Dan Kewang adalah pejabat adat yang memprakarsai Sasi. Kewang bertanggung jawab atas pengawasan dan inspeksi wilayah dalam menjaga perbatasan maupaun hasil perkebunan dan lainnya. Tarian daerah yang menjadi aset budaya di kota Ambon seperti tari Katerdji, Tari Mako Mako, Tari Tifa Siwalima, Tari Lenso, Tari Bakupukul Manyapu, Tari Saureka-reka, dan dansa tali.
           Prasarana dan Sarana
Jalan Raya
Jalan di Kota Ambon, terdiri dari jalan Negara yaitu ruas jalan Ambon-Laha sepanjang 38 Km, jalan Propinsi yaitu ruas jalan Passo- Hutumuri, Ambon-Air besar dan Ambon-Soya serta Ambon-Latuhalat dengan panjang 46,31 Km. Sedangkan jalan kota Ambon sepanjang 169,992 Km. Sedangkan jalan Kota Ambon sepanjang 169,992 Km.
Jalan Raya Kota Ambon

Terminal Angkutan Umum
Terdapat 2 buah terminal yang berlokasi dimkompleks pertokoan Mardika dan Batu Merah. Selain itu Pemerintah Kota Ambon juga telah melakukan studi kelayakan untuk pembangunan terminal transit pada kawasan Passo di atas lahan sekitar 5 Ha yang direncanakan berfungsi melayani kebutuhan angkutan penumpang dari Jazirah Leihitu dan Jazirah Salahutu, dan Maluku Tengah.
Terminal Mardika Ambon

Pariwisata
Dengan julukan “ Ambon Manise”, Kota Ambon memiliki panorama indah dengan objek wisata yang tersebar pada 5 Kecamatan baik di darat/pegunungan, pantai maupun lautan, menjadi perhatian wisatawan baik lokal maupun asing. Berdasarkan data dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Ambon terdapat 69 objek wisata yang berlokasi di Kota Ambon.
Pantai Natsepa

Pantai Lian

Hotel dan Restaurant
Tersedianya hotel dan restaurant, rumah makan atau tempat hiburan juga mendukung potensi pariwisata yang ada di kota Ambon. Berkembangnya sektor ini juga mendorong perkembangan perekonomian di Kota Ambon.
Hotel The Natsepa

Swiss-belhotel Ambon

Bandara
Bandar udara di Kota Ambon yaitu Bandara Udara Pattimura dengan fungsi sebagai Bandara Internasional, telah dilengkapi dengan berbagai fasilitas sesuai dengan peruntukannya sebagai Bandara Internasional, berlokasi di Desa Laha Kecamatan Teluk Ambon, berjarak 36 Km dari pusat Kota Ambon.
Bandar Udara Pattimura Ambon

Pelabuhan Laut
Pelabuhan (Dermaga) Nusantara Yos Sudarso tipe kelas 4, difungsikan sebagai Pelabuhan utana untuk kegiatan eksport/import serta penumpang, sedangkan untuk mendukung kegiatan pelayaran antar pulau tersedia Pelabuhan Gudang Arang dan Pelabuhan Slamet Riyadi yang berfungsi sebagai pelabuhan lokal yang dikelola oleh PT. PELINDO.
Pelabuhan Yos Sudarso
Gambaran Potensi dan Permasalahan
Beberapadan potensi dan permasalahan secara umum dapat diidentifikasi sebagai berikut :
·   Kawasan lindung seperti kawasan hutan lindung dan kawasan sempadan pantai banyak diperuntukkan sebagai kawasan permukiman. Pada kawasan sempadan pantai dapat dikatakan masih kurang diperhatikan keberadaannya dengan berlangsungya kegiatan yang berlangsung di pesisir yang berdampak langsung kepada perairan di kawasan teluk Ambon.
·         Kondisi terminal kota yang menjadi satu dengan pasar dinilai memiliki intensitas aktivitas yang sangat tinggi hingga meluap ke badan jalan dan menyebabkan kemacetan lalu lintas dan aktivitas perdagangan dan jasa juga terganggu.
·         Sektor informal tumbuh subur di kota Ambon sehingga melihat pertumbuhannya Pemerintah berupaya untuk merelokasi pelaku sektor informal ini pada satu kawasan dengan jenis perdagangan dan jasa yang sejenis seperti adanya wisata kuliner Air Salobar, Wisata Kuliner ikan Galala dan lainnya.
·         Satuan wilayah pengembangan di sekitar kawasan keselamatan operasi penerbangan dinilai cukup koperatif dalam menyelenggarakan pembangunan juga didukung dengan kepadatan penduduk yang rendah di sekitar satuan wilayah pengembangan khusus.
Potensi yang dapat dikembangkan
         Dengan berkembangnya objek wisata di Kota Ambon ini maka sektor ini menjadi salah stau sektor yang dinilai sangat berpotensi untuk dikembangkan. Sebagian besar satuan wilayah pengembangan di kota Ambon pertumbuhannya berorientasi pada peningkatan potensi pariwisata. Selain itu dengan pola perkembangan Kota Ambon yang linier mengikuti pesisir mendukung perencanaan pembangunan pada wilayah ini harus terintegrasi dengan perencanaan zonasi pesisirnya.
      Pengembangan potensi wisata juga akan membantu menggerakkan sektor-sektor lainnya dalam memberikan kontribusi pembangunan bagi pertumbuhan kota Ambon seperti industri perdagangan dan jasa. Dengan adanya peningkatan kualitas pariwisata bahari tentunya akan bermunculan produk-produk lokal yang dapat dipasarkan bagi setiap wisatawan asing yang menjadi nilai tambah wisata di kota Ambon.  
           
Sekian informasi seputar profil kota Ambon, semoga bermanfaat.

Sumber :
·     ambonkota.bps.go.id Diakses pada tanggal 29 Maret 2016
·      https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Ambon Diakses pada tanggal 28 Maret 2016
·      http://www.ambon.go.id/ Diakses pada tanggal 28 Maret 2016
·      BAPPEDA, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. 2011-2031. Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Ambon. Kota Ambon.
·        visitnew.ambon.go.id Diakses pada tanggal 29 Maret 2016