Profil Kota Ambon
Oleh : Lidia Rubianto (3614100702)
“Kota
Ambon, Ibu negri tanah Maluku” penggalan lirik di samping merupakan bagian
dari penggalan lagu Gunung Salahutu yang mengambarkan tentang Ambon sebagai ibu
kota Propinsi Maluku. Ya, kali ini kita akan mengenal lebih dekat salah satu
kota yang dikenal dengan sebutan “Ambon Manise”.
Kota
Ambon dibangun atas visi pembangunan sebagaimana yang telah disepakati dalam
dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang 2026 yaitu “ Terwujudnya Tata Kehidupan Manusia Ambon yang Manis, Demokratis, dan
Mandiri secara Berkelanjutan”. Berbagai informasi terkait profil kota Ambon
ini akan dirangkum dibawah ini, check
this out!
Deskripsi Wilayah
Iklim
di kota Ambon adalah iklim laut tropis dan iklim musim, karena letak pulau
Ambon di kelilingi oleh laut. Kota Ambon terletak pada posisi 3o-4o
LS (Lintang selatan) 128o-129o BT (Bujur Timur) ini
terdiri 5 kecamatan, dengan deskripsi
1. Kecamatan
Nusaniwe dengan luas kawasan 88,35 Km.
2. Kecamatan
Sirimau dengan luas kawasan 86.81 Km2
3. Kecamatan
Leitimur dengan luas kawasan Selatan 50.5 Km2
4. Kecamatan
Baguala dengan luas kawasan 40.11 Km2
5. Kecamatan
Teluk Ambon dengan luas kawasan 93,68 Km2
Peta Kota Ambon |
Kota
Ambon berbatasan dengan Laut Banda disebelah selatan dan dengan kabupaten Maluku Tengah di sebelah timur (pulau-pulau Lease
yang terdiri atas pulau-pulau Haruku,
pulau Saparua,
pulau Molana,
pulau Pombo dan pulau Nusalaut), di sebelah barat (petuanan
negeri Hila, Leihitu, Maluku Tengah dan Kaitetu, Leihitu, Maluku Tengah yang masuk dalam kecamatan Leihitu, Maluku Tengah) dan di sebelah
utara (kecamatan Sala Hutu, Maluku Tengah). Untuk detailnya
dapat dilihat pada peta berikut :
Gambaran Konstelasi Wilayah
Pola perkembangan kota Ambon yang linier mengikuti
pesisir dan dengan kondisi keterbatasan lahan bertopografi datar-landai, maka
secara spesifik Kota Ambon cenderung membentuk struktur ruang dengan
pusat-pusat pelayanan utama kota yang tersebar linier berbaur dengan beberapa
pemusatan fungsi kegiatan tersebut. Beberapa pemusatan fasilitas dan pemukiman
terletak jauh dari pesisir ke arah selatan kota.
Untuk mencapai prinsip pembagian wilayah pelayanan
yang merata dan optimasi pengembangan sentra kegiatan saat ini, maka terdapat
rencana Satuan Wilayah Pengembangan di kota Ambon, sebagai berikut :
1. SWP
1 Pusat Kota meliputi kawasan pusat kota dan sekitarnya yaitu dari TamanMakmur
di sebelah Barat sebagian kawasan teluk Ambon Utara dan di bagian selatan batas
kelurahan Kudamati. SWP 1 adalah SWP tersendiri dengan satu kesatuan fungsional
sebagi pemusatan fungsi pelayanan kota primer.
2. SWP
II Passo, meliputi kawasan Passo dan sekitarnya dengan wilayah pelayanan cukup
meluas hingga mencakup teluk Ambon. SWP ini memiliki potensi pertumbuhan yang
tinggi dan menjadi lokasi transit dari wilayah sekitar melalui pelabuhan laut
penyeberangan di Hitu, Liang dan Tulehu.
3. SWP
III Wayame mencakup kawasan Rumah Tiga-Poka-Wayame dan sekitarnya. SWP ini
merupakan satu kesatuan dengan fungsi-fungsi pendidikan tinggi, penelitian,
permukiman, wisata, perikanan dan kawasan budidaya pertanian.
4. SWP
IV Leitimur Selatan mencakup kawasan Leitimur Selatan. SWP ini adalah satu kesatuan
wilayah pengembangan dengan kesamaan karakteristik sebagai kawasan bukit
bergunung dengan potensi perkebunan campuran.
5. SWP
V Amahusu-Latuhalat meliputi kawasan di ujung Barat Jazirah Leitimur yang
termasuk sebagian kecamatan Nusaniwe. SWP ini merupakan kesatuan kawasan yang
berfungsi sebagai daerah tujuan pariwisata bahari dan perikanan.
6. SWP
Kawasan Khusus Bandara membentang dari Negeri Laha, Negeri Tawiri, Kompleks
Bandar Udara Pattimura ke Utara sampai dengan perbatasan kabupaten Maluku
Tengah. SWP ini merupakan bagian dari implementasi Kawasan Keselamatan
Operasional Penerbangan.
Dominasi
fungsi kegiatan yang direncanakan untuk pusat-pusat pelayanan meliputi:
a.
Pusat Kota Ambon, bersama SWP I, direncanakan akan terus dikembangkan sebagai
pusat penyelenggeraan pemerintahan provinsi maupun kota, perdagangan, jasa
keuangan, perhubungan darat dan laut, industri perikanan, dan aneka industri,
pariwisata, kesehatan, dan pendidikan, terutama untuk mendukung fungsi Kota
Ambon sebagai PKN dan pelabuhan internasional.
b.
Negeri Passo, bersama SWP II, direncanakan akan terus dikembangkan sebagai
pusat pemerintahan kecamatan, perdagangan, perhubungan darat dan laut, aneka
industri, kesehatan, pendidikan kejuruan, pariwisata, dan pemukiman, terutama
dalam mengurangi
tekanan
penduduk terhadap Pusat Kota Ambon.
c.
Desa Wayame, bersama SWP III, direncanakan akan terus dikembangkan sebagai
pusat pendidikan tinggi, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, permukiman,
pemerintahan kecamatan, aneka industri, pertanian tanaman pangan dan
hortikultura, serta perikanan.
d.
Negeri Leahari-Rutong, bersama SWP IV, direncanakan akan terus dikembangkan
sebagai
pusat
pemerintahan kecamatan, pertanian hortikultura, perkebunan, peternakan,
perikanan, pendidikan kejuruan, permukiman, dan pariwisata.
e.
Negeri Amahusu dan Latuhalat, bersama SWP V, direncanakan akan terus
dikembangkan sebagai pusat pemerintahan kecamatan, industri rumah tangga,
perikanan, perkebunan, peternakan, pariwisata, dan pemukiman.
f.
Kawasan khusus pengamanan bandara, bersama Negeri Tawiri-Laha, direncanakan
akan terus dikembangkan, sebagai kawasan pengamanan keselamatan penerbangan dan
pelayanan bandara distribusi tersier, disamping sebagai pusat pertanian tanaman
pangan, perikanan, industri jasa maritim, dan pertambangan bahan galian tipe
“C”.
Peran dan fungsi kota Ambon.
Berdasarkan
berbagai kebijakan dan arahan pembangunan Kota Ambon, maka dapat dirumuskan
peran dan fungsi kota Ambon sebagai berikut :
- Sebagai Pusat Kegiatan Nasional/PKN yang diharapkan dapat memberikan pelayanan kegiatan sosial ekonomi dan keuangan skala internasional dan nasional/provinsi; sebagai simpul utama jaringan transportasi nasional dan lintas daerah; sebagai pintu gerbang ke kawasan Internasional.
- Sebagai Kota Orde-I dalam lingkup wilayah Provinsi Maluku dan Pusat wilayah Pengembangan Maluku Tengah. Sehingga Kota Ambon diharapkan dapat mberikan pelayanan perkotaan langsung dan tidak langsung pada wilayah-wilayah tersebut.
- Kota Ambon berfungsi internal sebagai kawasan permukiman, pengembangan kegiatan, kawasan perdagangan dan jasa transportasi, pendidikan, kesehatan dan sosial lainnya. Serta berfungsi eksternal sebagai pusat pemerintahan Wilayah Provinsi Maluku yang mengkoordinasikan kegiatan pemerintahan wilayah provinsi, sebagai pusat Wilayah Pelayanan juga berfungsi sebagai pusat penjalar pertumbuhan dan perkembangan untuk wilayah hinterland, wilayah pengembangan (WP) dan provinsi.
- Terkait isu pembangunan regional yang berpengaruh dalam pengembangan sektor kelautan, perikanan dan wisata bahari di wilayah Maluku dan sekitarnya. Kota Ambon berfungsi sebagai salah satu pusat pengembangan kegiatan tersebut. Untuk sub sektor pariwisata, maka kota Ambon berfungsi sebagai satu pusat akomodasi dan pelayanan wisata, Dalam hal ini kota Ambon juga berperan sebagai salah satu sentra pengembangan wisata. Untuk sub sektor perikanan maka kota Ambon berperan sebagai pusat pemasaran dan ekspor hasil laut ke provinsi lain dan ke Negara-Negara importir.
- Sebagai pusat kegiatan jasa perhubungan keuangan dan jasa lain terkait dengan peran pelabuhan Internasional Yos Sudarso.
Rona Kondisi Eksisting
Demografi
Penduduk kota Ambon
terdiri dari berbagai suku dan ras. Jumlah penduduk Kota Ambon pada pertengahan tahun
2014 berjumlah 395 423 jiwa. Jika dibandingkan dengan jumlah penduduk pada
tahun 2013 meningkat sebesar 4,16 persen. Di antaranya adalah Arab, Buton (yang
telah menetap hingga 5 generasi), Tionghoa yang pada mulanya datang untuk
berdagang. Disamping itu terdapat pula Suku Minahasa, Jawa, Minang yang telah
lama datang ke Ambon. Sedangkan, sebagian besar penduduk adalah orang Ambon
yang merupakan keturunan langsung suku-suku Alifuru, penduduk asli Maluku yang
merupakan rumpun ras Papua-Melanesoid (Melanesia) yang berkulit gelap.
Berdasarkan catatan sejarah Kota Ambon pernah
menjadi tempat tujuan berbagai negara-negara Eropa terutama Belanda dan
Portugal, bahkan hingga saat ini sebagian besar penduduknya masih memiliki
relasi bahkan hubungan keluarga dengan bangsa-bangsa pendatang tersebut. Hingga
saat ini banyak warga negara asing yang berkunjung ke kota Ambon dengan tujuan
untuk menikmati wisata alam yang ada di Kota Ambon.
Ekonomi
Perdagangan merupakan
salah satu sektor yang berperan penting bagi perekonomian Kota Ambon. Terbukti
bahwa pada tahun 2014 sektor perdagangan besar dan eceran serta reparasi mobil
dan motor menyumbang sebanyak 19,54 persen terhadap PDRB Kota Ambon atas dasar
harga berlaku.Selain itu sektor
pariwisata juga turut berkontribusi dalam mendorong pendapatan daerah dan
dinilai sebagai salah satu potensi unggulan di kota Ambon yang didukung dengan
infrastruktur pendukung seperti hotel dan restoran yang dapat memberikan
kontribusi yang besar terhadap struktur ekonomi kota Ambon, dimana sumbangan
sektor perdagangan hotel dan restoran memberikan kontribusi sebesar 24,13
persen dan sektor jasa memberikan kontribusi sebesar 27,24 persen bagi
pendapatan domestik regional bruto kota Ambon tahun 2011.
Sosial Budaya
Pemerintahan
Walikota Ambon : Richard Louhenapessy, SH.
Wakil Walikota Ambon : Muhamad Armyn Syarif Latuconsina, ST., MT.
Kebudayaan
Ambon adalah kota yang
memiliki latar belakang sejarah dan budaya yang cukup tinggi. Beberapa
diantaranya yang cukup terkenal adalah Sasi dan Kewang. Sasi adalah salah satu
piranti di zaman lalu untuk memelihara dan melestarikan hutan, laut dengan
segala hasilnya di petuanan salah satu negri (Desa). Dan Kewang adalah pejabat adat
yang memprakarsai Sasi. Kewang bertanggung jawab atas pengawasan dan inspeksi
wilayah dalam menjaga perbatasan maupaun hasil perkebunan dan lainnya. Tarian
daerah yang menjadi aset budaya di kota Ambon seperti tari Katerdji, Tari Mako
Mako, Tari Tifa Siwalima, Tari Lenso, Tari Bakupukul Manyapu, Tari
Saureka-reka, dan dansa tali.
Prasarana dan Sarana
Jalan Raya
Jalan
di Kota Ambon, terdiri dari jalan Negara yaitu ruas jalan Ambon-Laha sepanjang
38 Km, jalan Propinsi yaitu ruas jalan Passo- Hutumuri, Ambon-Air besar dan
Ambon-Soya serta Ambon-Latuhalat dengan panjang 46,31 Km. Sedangkan jalan kota
Ambon sepanjang 169,992 Km. Sedangkan jalan Kota Ambon sepanjang 169,992 Km.
Jalan Raya Kota Ambon |
Terminal Angkutan Umum
Terdapat
2 buah terminal yang berlokasi dimkompleks pertokoan Mardika dan Batu Merah.
Selain itu Pemerintah Kota Ambon juga telah melakukan studi kelayakan untuk
pembangunan terminal transit pada kawasan Passo di atas lahan sekitar 5 Ha yang
direncanakan berfungsi melayani kebutuhan angkutan penumpang dari Jazirah
Leihitu dan Jazirah Salahutu, dan Maluku Tengah.
Terminal Mardika Ambon |
Pariwisata
Dengan
julukan “ Ambon Manise”, Kota Ambon memiliki panorama indah dengan objek wisata
yang tersebar pada 5 Kecamatan baik di darat/pegunungan, pantai maupun lautan,
menjadi perhatian wisatawan baik lokal maupun asing. Berdasarkan data dari
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Ambon terdapat 69 objek wisata yang
berlokasi di Kota Ambon.
Pantai Natsepa |
Pantai Lian |
Hotel dan Restaurant
Tersedianya
hotel dan restaurant, rumah makan atau tempat hiburan juga mendukung potensi
pariwisata yang ada di kota Ambon. Berkembangnya sektor ini juga mendorong
perkembangan perekonomian di Kota Ambon.
Hotel The Natsepa |
Swiss-belhotel Ambon |
Bandara
Bandar
udara di Kota Ambon yaitu Bandara Udara Pattimura dengan fungsi sebagai Bandara
Internasional, telah dilengkapi dengan berbagai fasilitas sesuai dengan
peruntukannya sebagai Bandara Internasional, berlokasi di Desa Laha Kecamatan
Teluk Ambon, berjarak 36 Km dari pusat Kota Ambon.
Bandar Udara Pattimura Ambon |
Pelabuhan Laut
Pelabuhan
(Dermaga) Nusantara Yos Sudarso tipe kelas 4, difungsikan sebagai Pelabuhan
utana untuk kegiatan eksport/import serta penumpang, sedangkan untuk mendukung
kegiatan pelayaran antar pulau tersedia Pelabuhan Gudang Arang dan Pelabuhan
Slamet Riyadi yang berfungsi sebagai pelabuhan lokal yang dikelola oleh PT.
PELINDO.
Pelabuhan Yos Sudarso |
Gambaran
Potensi dan Permasalahan
Beberapadan
potensi dan permasalahan secara umum dapat diidentifikasi sebagai berikut :
· Kawasan lindung seperti kawasan hutan
lindung dan kawasan sempadan pantai banyak diperuntukkan sebagai kawasan
permukiman. Pada kawasan sempadan pantai dapat dikatakan masih kurang
diperhatikan keberadaannya dengan berlangsungya kegiatan yang berlangsung di
pesisir yang berdampak langsung kepada perairan di kawasan teluk Ambon.
·
Kondisi terminal kota yang menjadi satu
dengan pasar dinilai memiliki intensitas aktivitas yang sangat tinggi hingga
meluap ke badan jalan dan menyebabkan kemacetan lalu lintas dan aktivitas
perdagangan dan jasa juga terganggu.
·
Sektor informal tumbuh subur di kota
Ambon sehingga melihat pertumbuhannya Pemerintah berupaya untuk merelokasi
pelaku sektor informal ini pada satu kawasan dengan jenis perdagangan dan jasa
yang sejenis seperti adanya wisata kuliner Air Salobar, Wisata Kuliner ikan
Galala dan lainnya.
·
Satuan wilayah pengembangan di sekitar
kawasan keselamatan operasi penerbangan dinilai cukup koperatif dalam
menyelenggarakan pembangunan juga didukung dengan kepadatan penduduk yang
rendah di sekitar satuan wilayah pengembangan khusus.
Potensi
yang dapat dikembangkan
Dengan berkembangnya
objek wisata di Kota Ambon ini maka sektor ini menjadi salah stau sektor yang
dinilai sangat berpotensi untuk dikembangkan. Sebagian besar satuan wilayah
pengembangan di kota Ambon pertumbuhannya berorientasi pada peningkatan potensi
pariwisata. Selain itu dengan pola perkembangan Kota Ambon yang linier
mengikuti pesisir mendukung perencanaan pembangunan pada wilayah ini harus
terintegrasi dengan perencanaan zonasi pesisirnya.
Pengembangan potensi
wisata juga akan membantu menggerakkan sektor-sektor lainnya dalam memberikan
kontribusi pembangunan bagi pertumbuhan kota Ambon seperti industri perdagangan
dan jasa. Dengan adanya peningkatan kualitas pariwisata bahari tentunya akan
bermunculan produk-produk lokal yang dapat dipasarkan bagi setiap wisatawan
asing yang menjadi nilai tambah wisata di kota Ambon.
Sekian informasi seputar profil kota Ambon, semoga bermanfaat.
Sumber :
· ambonkota.bps.go.id Diakses pada tanggal
29 Maret 2016
· BAPPEDA, Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah. 2011-2031. Rencana Tata Ruang
Wilayah Kota Ambon. Kota Ambon.
· visitnew.ambon.go.id Diakses pada
tanggal 29 Maret 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar